Kamis, 25 Desember 2014

Become The True Leader


Leadership adalah perilaku atau proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan atau memenuhi sebuah tujuan. Dimana seorang pemimpin harus mampu membawa orang yang dipimpin menemukan purpose of lifenya. Dalam prosesnya bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan intimidasi atau dengan inspirasi.

Bila dengan inspirasi berarti kita sebagai role model untuk tim atau orang-orang yang kita pimpin. Sedangkan dengan cara intimidasi, misalnya dengan menakut-nakuti atau mengancam, sehingga orang lain melakukan tujuan atas dasar rasa takut bukan kesadaran karena terinspirasi. Cara intimidasi basically memang bukan true leader karena terlihat lebih untuk kepentingan sendiri, bukan kepentingan teamnya atau orang yang ia pimpin. Tetapi dalam peran atau jabatannya bisa disebut sebagai leader.
Image Credit By kaskus.co.id
Pengertian true leader sendiri adalah leader yang bisa mempengaruhi melalui inspirasi. Dampak inspirasi lebih luas karena inspirasi dapat dilakukan tanpa harus bersentuhan langsung dengan orang yang diinspirasi. Contohnya, walaupun tidak kenal langsung dengan Pak Jokowi, rakyat dari Sabang sampai Merauke bisa terinspirasi dengan revolusi mentalnya.
Syarat utama seorang pemimpin bisa menginspirasi adalah jika dia bisa memimpin dirinya sendiri (leading self, walk the talk). Karena bagian tersulit dari kemampuan memimpin adalah leading self. Tidak ada cara lain dari leding self selain terus melatih diri, membudayakan feedback dari team dan berani mengakui kesalahan serta minta maaf. Budaya feedback merupakan salah satu cara pemimpin bisa berkembang dan membangun jiwa besar dalam dirinya.

Seorang pemimpin boleh menunjukkan kelemahan tetapi dalam konteks pengakuan bahwa dia perlu bantuan teamnya, bukan dalam konteks terlalu sering mengeluh. Dan bahkan menunjukkan diri apa adanya sangat penting, karena yang dicari dari seorang leader bukan kesempurnaan tetapi kemauan untuk belajar dan berproses.

Berikut ini prinsip yang harus dipegang leader dalam memimpin timnya :
  1. Kepemimpinan dimulai dari diri sendiri (self leadership).
  2. Kepemimpinan adalah tentang melayani orang lain, bukan menuntut pelayanan bagi diri sendiri.
  3. Kepemimpinan hanya punya 1 tujuan, yaitu meningkatkan nilai orang lain.
Dan prinsip yang harus diterapkan dalam diri pemimpin adalah :
  1. Pemimpin harus mengenali strength-nya agar memiliki rasa aman yang tinggi.
  2. Pemimpin harus mengimplementasikan strengthnya di atas dasar integritas yang kokoh.
  3. Pemimpin harus memiliki clarity of purpose, yaitu alasan mengapa dia menjalankan kepemimpinannya.
Siapapun berhak menjadi seorang leader dan tidak ditentukan oleh umur, golongan , ras dan agama. Bila Ia sudah berhasil memimpin dirinya sendiri maka Ia berpotensi menjadi pemimpin orang lain. Walaupun orang lain yang harus ia pimpin berumur lebih tua darinya, Ia tetap harus professional dan menunjukkan sikap seorang true leader.

Untuk memimpin yang lebih tua (leading up) pendekatannya melalui :
  1. Inspirasi : role modelling atau memberi contoh lewat perilaku.
  2. Personal leadership communication (Komunikasi kepemimpinan personal) : mengkomunikasikan tujuan kepada org lain tanpa menggurui, tetapi dengan mengadaptasi kecenderungan perilaku orang tersebut (pendekatan persuasif).
Dengan menerapkan 2 cara di atas maka akan mengurangi rasa sungkan atau tidak enak kepada orang yang lebih tua tetapi sekaligus memungkinkan pengaruh kita sampai pada orang tersebut.

Image Credit By vanguardintl.co.uk
Menjadi seorang leader bukan untuk dihormati, disegani maupun ditakuti. Tapi latihlah diri kita sendiri untuk bisa bertanggung jawab, memiliki komitmen dan menjaga setiap kepercayaan yang diberikan. Dan jangan pernah menutup diri untuk terus belajar dan upgrade agar kita terus berkembang sehingga bisa memberikan hal-hal baru kepada orang yang kita pimpin.





10 Pantangan Dalam Rapat




Banyak orang mengira bahwa rapat adalah kegiatan membosankan yang isinya tidak lebih dari melaporkan apa yang kita kerjakan dan mendengarkan cerita atasan soal apa yang dia ketahui. Sebab itu, banyak juga orang yang tidak memperhatikan dengan baik jalannya rapat, sehingga rapat tersebut tidak efektif. Kita harus mengikuti jalannya rapat dengan baik, dan sebisa mungkin tidak melakukan hal-hal berikut ini :

1. Datang telat

Kalau rapat akan dimulai pukul 9 pagi dan lokasi kita cukup jauh dari tempat akan diadakannya rapat, maka kita harus berangkat seawal mungkin agar tidak terlambat. Datang terlambat sudah menunjukkan bahwa kita kurang peduli pada meeting tersebut.

2. Pergi duluan

Jika memang tidak bisa menghadiri rapat sepenuhnya, sebaiknya sejak awal kita sudah memberitahukan ini kepada seluruh peserta rapat, terutama pimpinan rapat. Kita juga harus duduk di dekat pintu, sehingga nanti ketika kita hendak keluar ruangan, tidak akan mengganggu peserta lainnya. Misalnya rapat diadakan selama 4 jam, lalu kita hanya bisa mengikutinya selama 1 jam, lebih baik kita tidak mengikuti rapat tersebut. Sebagai gantinya, kita harus mendelegasikan orang lain untuk menggantikan keberadaan kita dan memintanya menyampaikan hasil rapat itu nanti.

3. Melakukan hal lain

Jika memang ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan, sebaiknya kita tidak usah mengikuti rapat ini sekalian. Jika ini adalah rapat kita dengan klien, seharusnya dari awal kita membuat jadwal sesuai kesibukan. Rapat sambil membalas email, mengirim SMS atau memikirkan tugas lainnya akan membuat kegiatan ini menjadi tidak efektif.

4. Bertelepon

Entah itu kita yang menelepon atau menerima telepon, yang jelas melakukan kegiatan ini selama meeting adalah sebuah kesalahan. Kecuali jika kita menelepon seseorang yang memang berkaitan dengan topik dalam rapat ini, dan sudah disetujui oleh peserta rapat bahwa kita harus mengonfirmasi sesuatu saat itu juga.

5. Datang tanpa persiapan

Meskipun itu hanya sebuah notebook, pulpen dan pensil, kita tetap harus mempersiapkan diri untuk mengikuti rapat. Apalagi jika kita berperan sebagai notulis atau orang yang akan melakukan presentasi, jangan sampai kita hadir tanpa persiapan apapun.

6. Bersikap tidak baik

Yang dimaksud sikap tidak baik mislanya: bolak-balik ke toilet, mengobrol dengan peserta lain tentang hal yang tidak berkaitan dengan rapat, bersandar di kursi, mengayun-ayun kursi dan mengeluarkan bunyi, mengetuk-ngetukkan pensil atau pulpen dan menunjukkn wajah bosan.

7. Ragu-ragu

Ragu-ragu di sini misalnya tidak menjawab ketika ditanya pimpinan rapat karena takut salah, tidak angkat tangan saat voting, dan tidak berani mengungkapkan pendapat. Hal ini bisa membuat rapat berjalan tidak lancar. Karenanya, kita harus bersikap tegas dalam berpendapat.

8. Memonopoli isi rapat

Kita harus memberikan kesempatan bagi peserta rapat lain untuk menyampaikan pendapatnya, sehingga diperoleh sudut pandang yang lebih banyak dan solusi yang beragam. Sikap ini juga akan membuat peserta lain merasa dihargai.

9. Menyimpang dari agenda

Jika ada hal lain yang ingin kita sampaikan tapi tidak berhubungan dengan agenda hari ini, sebaiknya kita simpan untuk rapat berikutnya, atau kita usulkan rapat lain. Saat rapat, kita harus mengikuti agenda yang ada dan fokus menyelesaikan masalah pada agenda saat itu.

10. Diam saja

Rapat sejatinya merupakan kegiatan diskusi. Jadi, ketika ditanya tentang pendapat, kita harus mengutarakan apa pendapat kita. Sikap diam hanya akan membuat masalah berlarut-larut.

Sebagai peserta rapat yang baik, jangan lakukan hal di atas ya. Selamat rapat!





Pola Pikir yang Menghambat Kesuksesan Bisnis


Ada banyak faktor yang memengaruhi kesuksesan seseorang dalam berbisnis. Kerja keras, kreativitas, ketersediaan modal, adanya relasi, pengetahuan, kesempatan, fasilitas, kemudahan birokrasi, dan dukungan orang-orang di sekitar sering dianggap sebagai faktor penting yang menentukan keberhasilan kita dalam meraih sukses.

Tapi, di balik semua itu, ternyata masih ada satu lagi faktor penentunya, yakni pola pikir. Mindset yang telah terbentuk dalam pikiran kita, itulah yang sangat memengaruhi keberhasilan. Hanya orang-orang dengan pola pikir yang tepat dan cermat lah yang bisa membangun karir dan mencapai kesuksesan. Tapi, ada juga mereka yang terlanjur memiliki mindset sedemikian rupa, sehingga menghambat jalan suksesnya. Seperti sejumlah pola pikir berikut ini, yang secara tidak kita sadari bisa menjadi penghalang utama menuju sukses.

1. “Saya tidak bisa.”

Image Credit By Angga_lim
Tidak ada seorang pun yang langsung menjadi pakar dalam suatu hal. Selalu ada proses belajar, dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa. Sering sekali kita merasa minder dengan orang-orang yang sudah lebih ahli. Padahal kita pun bisa seperti mereka, bahkan dengan ciri khas dan kemampuan khusus yang hanya kita miliki.

Diperlukan kesabaran dan kegigihan untuk belajar. Yang jelas, selama kita yakin dan mau belajar, maka kita pun akan menjadi ahlinya.
2. “Banyaknya pesaing mematikan usahaku.”

Image Credit By kenta_liu
Salah satu hal yang mutlak dan pasti akan kita temui dalam membangun karir adalah adanya persaingan. Ketika muncul banyak pesaing, kita lalu merasa berkecil hati. Apalagi jika pesaing menawarkan dengan harga murah. Itu kalau kita menilai persaingan sebagai hambatan. Padahal, persaingan bisa dibuat jadi lebih menguntungkan.

Misalnya dalam bisnis fotografi. Saat muncul banyaknya pesaing, ini menandakan besarnya minat masyarakat pada bisnis ini. Sementara, fotografi bukanlah hal yang mudah dipelajari. Nah, mengapa tidak melanjutkan bisnis dengan membuka kursus fotografi saja? Toh kita sudah cukup profesional dan ahli. Peserta magang pun bisa kita manfaatkan sebagai tenaga kerja murah untuk membantu selama sesi pemotretan.

3. “Saya tidak punya relasi.”

Image Credit By andrea
Relasi adalah hal yang sangat penting dalam membangun bisnis. Dengan adanya relasi, kita bisa mengembangkan bisnis dengan lebih mudah. Banyaknya koneksi akan membantu kita terhubung dengan orang-orang yang kita butuhkan. Tetapi, banyak juga yang merasa tidak punya koneksi yang memadai. Hanya ada keluarga, teman kuliah, dan tetangga.

Pemikiran ini perlu diubah. Pertama, bagaimanapun kondisinya, semua relasi sama-sama berharga. Seorang ibu rumah tangga biasa bisa saja menjadi sarana promosi atau pelanggan. Kedua, ada-tidaknya relasi itu bisa diciptakan. Rajin mencari informasi dari berbagai media, mengomentari situs-situs yang berkaitan, eksis di social media dan rajin mendatangi event adalah beberapa cara untuk mendapatkan relasi.

4. “Semua bisnis pasti butuh modal dana.”

Image Credit By Bimokusumo
Kata siapa? Banyak sekali pebisnis yang mengawali usahanya dengan modal uang sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Ketika Rina Gunawan pertama kali menjadi wedding organizer, dia hanya mengandalkan kemampuannya mengelola acara. Dana ia dapatkan dari meminjam. Ada seorang anak dari AS yang senang bermain game, lalu membuat review-nya di Youtube. Kini ia meraup banyak uang. Tanpa modal apapun selain hobi nge-game dan internet. Contoh lainnya banyak terdapat di sekitar kita, misalnya para pemilik toko online dengan sistem dropship.

5. “Tapi saya adalah orang yang ....”


Image Credit By febrynahalim
Salah satu benturan lainnya adalah karakter. Kita sering menilai diri sebagai orang yang  tidak bisa bergaul, orang yang tertutup, tidak bisa menawar, tidak bisa menyuruh orang lain, dan masih banyak lagi. Untuk mengatasinya, bayangkan apa yang bisa kita peroleh dari bisnis ini. Hal ini akan memotivasi kita untuk berpikir apa yang harus dilakukan, bukan apa yang tidak bisa dilakukan.

Mudah-tidaknya suatu bisnis itu tergantung pada pola pikir. Terlebih lagi pada optimisme. Jika kita yakin kita bisa, maka kita akan selalu menemukan jalan untuk mewujudkannya.











Membentuk Leader Baru


"Leaders don't create followers, they create more leaders"
- Tom Peters -
Quotes di atas memang benar. Seorang leader bukan membentuk seorang pengikut tapi membentuk seorang leader baru yang mandiri dan bisa memimpin teamnya sendiri. Oleh karenanya sebagai seorang leader, ia harus mampu menduplikasikan atau membagikan hal-hal positif kepada teamnya. Hal-hal yang perlu diduplikasikan mencakup 4 hal, diantaranya :
  1. Building understanding & conviction (of the why) : Ini bicara soal visi secara reguler dibahas bersama team untuk memastikan mereka paham dan yakin. Karena visi adalah kompas dalam sebuah organisasi.
  2. Fostering formal mechanism (SOP, prosedur, system) : Untuk membantu pemahaman dan keyakinan berjalan konsisten.
  3. Developing strength / talent : Melakukan pengembangan atau pelatihan team. Di sinilah mentoring system berperan.
  4. Role modelling : Memberikan contoh melalui perilaku, bukan sekedar perintah atau tugas saja.
Ke-4 tahapan proses ini ketika diduplikasikan ke bawah / team akan menjadi culture model bagi pemimpin yang baru untuk melakukan hal yang sama tetapi dengan gayanya sendiri.

Untuk membentuk leader baru perlu adanya grooming process yang dilakukan melalui mentoring. Grooming process ini untuk mencegah adanya leader baru yang tidak mau belajar lagi dengan leader lama dan merasa dirinya paling benar. Dalam prakteknya ada 2 tahapan proses yang harus dilalui sebelum seseorang menjadi leader baru, yaitu :
  1. Perencanaan kapan leader baru harus melewati tahap demi tahap prosesnya.
  2. Pendampingan untuk transfer knowledge dan transfer experience atau pengalaman real dari mentor terhadap leader baru.
Fase pertumbuhan seseorang menjadi leader itu ada 3 tahapan, yaitu :
  1. Dependen : Masih bergantung pada pemimpinnya. Berarti perlu banyak mentoring dan self motivation untuk berpindah dari setiap level ke level yg lebih tinggi. Selain itu juga dicek kembali grooming process stepnya.
  2. Independen : Siap dan bisa untuk memimpin sendiri.
  3. Interdependen : Tahap di mana leader baru ada di level yang sejajar degan leader lamanya dan bahkan bisa membangun sinergi bersama-sama (partner up).
"Before you are a leader, success is all about growing yourself. When you become a leader, success is all about growing others."
- Jack Welch -
Seorang leader baru biasanya akan memiliki rasa hormat terhadap mentor atau leader lamanya.  Hormat semestinya atas dasar pemahaman dan keyakinan terhadap mengapa dia menghormati figur tersebut. Karena tanpa pemahaman dan keyakinan, sikap hormat tersebut menjadi kultus individu atau fanatisme sempit. Kultus individu membuat kepemimpinan tidak bisa maju dan mencetak pemimpin baru yang otentik.

Hormat sesungguhnya bukan melakukan apa saja yg diminta, tetapi memahami dan meyakini kenapa dia harus melakukan itu. Memahami dan menyakini berarti kesadaran kalau dia memang harus melakukan tugas tersebut, dia mengerti tujuan besar kenapa dia harus melakukannya. Ini membuat seseorang justru menghormati tanpa harus jadi "yes man" atau "ABS: Asal Bapak Senang", tetapi menciptakan budaya di mana seseorang berani memberikan pendapat dan feedback untuk pemimpinnya agar pemimpinnya menjadi lebih level up.

Culture Leadership ini akan sangat bagus bila diterapkan di perusahaan besar maupun kecil. Dimana setiap orang bisa berkesempatan mengembangkan dirinya dan menunjukkan kemampuanya dalam memimpin.  Tapi pada kenyataannya banyak yang sulit menerapkannya, dikarenakan hal-hal berikut ini :
  1. Intimidating (marah, ancaman, dll) saat target tidak tercapai. Diniliai lebih mudah dan cepat untuk mencapai tujuan. Pemimpin tidak mau repot.
  2. Status quo. Banyak leader yang mau mempertahankan status quo-nya. Di sini dia menggunakan powernya untuk mempertahankan posisinya.
  3. Lack of communication skills. Banyak pemimpin yang tidak menguasai kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sehingga cara marah dianggap sebagai komunikasi yang efektif.
Mulailah menjadi leader untuk diri sendiri dan memegang prinsip true leader agar kita bisa menjadi mentor dalam menambah nilai orang lain dan menjadikannya seorang true leader baru. Pastikan bahwa kita menduplikasikan 4 hal yang telah disebutkan di awal dan jangan pernah takut bila ada seorang leader baru. Karena dengan adanya leader baru maka tugas kita akan sedikit berkurang dan terbantu.


0 komentar:

Posting Komentar

Artikel

About

Blogger templates

About us

About

Business

Diberdayakan oleh Blogger.

Follow Me

Pages - Menu

Mengenai Saya

Foto Saya
Bacalah. Dengan begitu kamu,kita, akan tahu kemudian mengerti :)